Senin, 02 Desember 2013

SISTEM GASTROINTESTINAL (SISTEM PENCERNAAN)






PAPER SISTEM GASTROINTESTINAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Dewasa
Dosen Pengampu : Ns.Niken Safitri Dyan K, S.Kep, M.Si.Med



Disusun oleh  :
Nama         : Ning Suwarsih         
NIM          : 22020112130108
Kelas         : A.12.2




JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

SISTEM GASTROINTESTINAL
A.    Pengertian
Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muskular berongga yang dilapisi oleh membran mukosa (selaput lendir).4 Saluran gastrointestinal adalah jalur panjang yang total panjangnya mencapai 23 sampai 26 kaki, yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus.1 Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan meliputi tuba muskular panjang yang merentang dri mulut sampai anus, dan organ-organ lain seperti gigi, lidah kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.
B.     Fungsi sistem gastrointestinal
Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah mnyediakan air, garam, mineral, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang telah dicernna sehingga nustrisi tersebut siap untuk diabsorpsi. Memecahkan partikel makanan ke dalam bentuk molekul yang siap dicerna, mengabsorpsi hasil pencernaan ke dalam darah, dan mengeliminasi makanan yang tidak dicerna.1  Sistem pencernaan bekerja dari proses mengunyah dan menelan serta proses lainnya yang berperan dalam mengubah makanan ke dalam bentuk yang dipergunakan oleh sel dan membuang sampah metabolisme.
Pencernaan ini terjadi secara mekanik dan kimia. Pencernaan ini melalui beberapa proses, adapun proses dalam pencernaan  sebagai berikut:
1.      Ingesti
Ingesti merupakan proses dimana makanan masuk ke dalam mulut. 2
2.      Pemotongan dan penggilingan
Proses pemotongan dan penggilingan ini terjadi setelah makannan masuk kedalam mulut, sehingga makanan tersebut di potong dan digiling oleh gigi secara mekanik. Kemudian setelah makan terpotong-potong makanan tersebut bercampur dengan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva.2
3.      Peristaltis
Peristaltis merupakan gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakan makanan sehingga makanan tersebut tertelan melalui saluran pencernaan. Gerakan ini berlangsung setelah makanan masuk ke dalam faring. Trakea tertutup sedangkan esofgus terbuka, kemudian gelombang peristaltic yang cepat dari faring memaksa bolus makanan masuk ke dalam esofagus.2
4.      Digesti
Digesti adalah proses hidrolisis kimia atau penguraian dari molekul yang lebih besar menjadi molekul-molekul kecil. Sehingga molekul-molekul ini bisa diabsorpsi oleh usus halus.2
5.      Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan sari-sari makanan oleh usus halus. Sehingga sari-sari makanan tersebut masuk ke dalam aliran darah dan di edarkan ke seluruh bagian tubuh.2
6.      Egesti
Egesti atau yang biasa disebut dengan defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak dicerna atau sisa dari proses pencernaan, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.2

C.     Bagian-bagian sistem gastrointestinal.
Sistem gastrointestinal terdiri atas beberapa organ atau bagian yaitu, sebagai berikut:
1.      Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran percernaan. Terdiri atas dua bagian, bagian luar yang sempit, atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal faring.3 Mulut atau rongga oral berisi organ aksesori yang berfungsi pada proses awal pencernaan.

a.       Bibir
Bibir tersususn atas otot rangka (orbikularis mulut) dam jaringan ikat. Bibir mrupakan organ yang berfungsi untuk menerima makanan. Adapun bagian-bagian dari bibir, yaitu:
1.      Permukaan luar bibir
Permukaan luar bibir ini dilapisi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.
2.      Area transisional
Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini terlihat merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
3.      Permukaan dalam
Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Terdapat frenulum labia yang melekatkan membrane mukosa pada gusi.2
b.      Lidah
Lidah ini dilekatkan di dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau di telan dan sebagai pengecap rasa.2
c.       Kelenjar saliva
Kelenjar saliva ini terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Terdapat tiga kelenjar saliva, yaitu:
1.      Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar saliva terbesar. Kelenjar paratiroid terletak agak ke bawah dan di depan telinga serta membuka melalui duktus paroid menuju papilla yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.
2.      Kelenjar submandibular
Kelenjar submandibular kurang lebih besarnya sebesar biji kenari terletak di permukaan dalam pada mandibula. Membuka melalui duktus Wharton menuju kedasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
3.      Kelenjar sublingual
Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingual kecil menuju dasar mulut.2
Dari sekresi serosa, terdapat 98% air dan mengandung enzim amilase yang memecah karbohidrat menjadi maltosa di dalam mulut. Sedangkan sekresi mukus yang lebih kental mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air. Pada manusia normal, saliva yang di sekresi per menit adalah sebanyak 1 ml. Saliva yang di sekresi dapat mencapai 1 L samapai 1,5 L dalam 24 jam dengan pH 7,0.2 Fungsi saliva di antaranya adalah:
1.Melarutkan makanan secara kimia.
2.Melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan.
3.Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi maltosa.
d.      Gigi
Gigi merupakan bagian dari rongga oral yang bekerja pada proses awal pencernaan secara mekanik. Setiap barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari daripada bagian bawah sehingga gigi atas akan menutup gigi bagian bawah. Manusia memiliki dua susunan gigi yaitu, gigi primer (gigi susu) dan gigi sekunder (permanen). Gigi primer berjmlah 20 gigi dalam setengah lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dan dua geraham. Gigi sekunder berjumlah 32 buah. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar, dan tiga geraham.2
Gigi tersusun atas mahkota gigi yaitu bagian gigi yang terlihat. Mahkota dan akar bertemu dengan leher yang diselubungi gingival (gusi). Kemudian ada membrane periodontal yang menahan gigi di rahang. Mahkota yang melebar kedalam saluran akar berisi pulpa gigi yang mengandung pembuluh darah. Selain itu terdapat dentin yang menyelubungi rongga pulpa. Namun, dentin ini tertutupi pleh email gigi. Email gigi ini tersusun dari 97% zat anorganik ( terutama kalsium fosfat) yang berfungsi untuk melindungi gigi.2
Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut akan dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu oleh saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri.3
2.      Faring
Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan udara menuju esofagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya melebar dan bagian bawahnya yang sempit. Dari faring inilah proses menelan dimulai. Dimulai dari keadaan dimana lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke arah orofaring. Bolus makanan dalam faring merangasang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke pusat menelan dalam medulla dan batang obat bagian bawah. Sehingga menimbulkan refleks  penutupan semua lubang kecuali esopfagus dan makanan bisa masuk ke dalam esofagus.2
3.      Esofagus
Esofagus adalah tuba muskular yang panjangnya sekitar 9 sampai 10 inchi (25 cm) dan berdiameter 1 inchi (2,54 cm). Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma dan membuka ke arah lambung. Esofagus menggerakan makanan dari faring ke lambung  melalui gerak peristaltis. Sfingter kemudian berkontriksi untuk mencegah regurgitasi isi lambung ke esofagus.2
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapis yaitu: mukosa, submukosa, muskularis propria dan adventisia. Esofagus tidak terdapat lapisan serosa sehingga merupakan saluran cerna yang unik. Mukosa normal terdiri dari epitel berlapis pipih, antara muskularis propria dan mukosa terdapat aliran limfatik yang berasal dari muskularis propria. Muskularis propria terdiri dari otot bergaris dan otot polos yaitu pada bagian proksimal otot bergaris, bagian tengah otot bergaris dan polos dan pada bagian distal otot polos. Otot lapisan dalam tersusun sirkuler dan lapisan luar longitudinal.5
4.      Lambung
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk tabung J dan bila penuh akan tampak seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter. Fundus adalah bagian atas dari lambung yang menonjol ke sisi kiri. Korpus merupakan bagian yang terletak di bawah fundus yang membentuk du pertiga dari bagian lambung. Sedangkan pylorus adalah bagian bawah lambung yang berhubungan dengan usus halus.2
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluarn dan pemasukan lambung. Sfingter kardia, mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Sedangkan sfingter pilorus akan berelaksasi saat makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan mencegah aliran balik isi usus halus ke lambung.3
Fungsi lambung dalam proses pencernaan antara lain:
1.      Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat di tampung pada bagian bawah pencernaan.
2.      Mencampur makanan tersebut dengan secret lambung sampai ia membentuk suatu campuran setengah padat yang dinamakan kimus.
3.      Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halusdengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi oleh usus halus. Karbohidrat dapat masuk ke usus halus dengan cepat, protein lebih lambat, dan lemak tetap dalam lambung selama 3 sampai 6 jam.3
Selain itu, lambung juga menskresikan pepsinogen, renin, mucus , dan gastrin. Pepsinogen yang di hasilkan oleh sel chief  diubah menjadi pepsin oleh asam klorida ( yang disekresikan oleh sel parietal). Pepsin ini menguraikan protein menjadi polipeptida. Tetapi, pepsinogen hanya bekerja dengan pH di bawah 5. Enzim lipase mengubah lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol. Rennin berfungsi untuk mengkoagulasikan protein susu. Gastrin berfungsi untuk merangsang sekresi lambung, meningkatkan motilitas usus dan lambung, mengkontriksi sfingter esophagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus.2
5.      Usus halus
Usus halus merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.2
Duodenum mempunyai panjang sekitar 25 cm sampai 30 cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai panjang sekitar 2,5 m, dimana proses digesti kimia dan absorpsi nutrisi terjadi dalam jejunum sedangkan ileum mempunyai panjang sekitar 3,5 meter. Disepanjang usus halus terdapat kelenjar usus tubular. Di duodenum terdapat kelenjar duodenum asinotubular kecil yang membentuk kumparan. 3
Disepanjang   membran mukosa usus halus yang diliputi oleh vili. Terdapat 20 sampai 40 vili persegi glukosa. Vili adalah jutaan tonjolan  menyerupai jari ( tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan mukosa. Vili merpakan struktur yang memperluas permukaan reabsorpsi usus halus sampai krang lebih 600 kali.
Selain itu, usus halus juga mensekresi enzim maltase yang berfungsi untuk menguraikan maltosa menjadi glukosa. Enzim sukrase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim laktase yang mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Enzim peptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino. Dan enzim lipase yang menguraikan monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Usus halus berfungsi sebagai akhir dari proses pencernaan. Di usus halus inilah sari-sari makanan diabsorpsi dan di edarkan ke seluruh tubuh. Glukosa, asam amino, asam lemak, gliserol, air, vitamin, dan elektrolit diabsorpsi oleh duodenum dan jejunum melalui transport aktif.
Table jenis enzim dan fungsinya.2
Enzim
Sumber skresi
Aksi
Karbohidrat
Amilase saliva (ptialin)
Kelenjar saliva
Zat tepung menjadi  maltosa
Amilase pankreas
Pankreas
Zat tepung      menjadi   disakarida dan maltosa      
Maltase
Usus halus
Maltose  menjadi    glukosa
Sukrase
Usus halus
Sukrosa  menjadi  glukosa dan fruktosa
Laktase
Usus halus
Laktosa  menjadi   glukosa dan galaktosa
Lemak
Lipase pankreas
Pankreas
Trigiserida menjadi monogliserida dan       asam lemak
Lipase usus halus (steapsin)
Usus halus
Monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol
Protein
Pepsin
Lambung ( pepsinogen diaktivasi oleh HCL lambung)
Protein menjadi  polipeptida
Tripsin
Pankreas (tripsinogen diaktivasi oleh enterokinase)
Protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil
Kimotripsin
Pankreas (kimotripsinogen diaktivasi oleh tripsin)
Protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil
Peptidase
Usus halus
Dipeptida  menjadi  asam amino

6.      Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar majemuk seperti glandula saliva. Pancreas terletak sejajar lambung dan mengskresikan getahnya ke dalam duodenum beberapa centimeter dari pilorus. Sel-sel endokrin pancreas mensekresi hormone insulin dan glukagon. Sel endokrin (asinar) mensekresikan enzim-enzim pencernaan.2 Pankreas memiliki beberapa fungsi dalam proses pencernaan, yaitu:
1.      Mensekresikan enzim tripsinogen yang diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase. Tripsin ini akan menguraikan protein dan polipeptida besar menjadi polipeptida dan peptide kecil.
2.      Enzim kimotripsin yang diaktivasi oleh kimotripsinogen yang berfungsi untuk menguraikan protein dan polipeptida besar menjadi polipeptida dan peptide kecil.
3.      Mensekresikan lipase lemak yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
4.      Enzim amilase pankreas berfungsi untuk  menghidrolisis zat tepung yang tidak dicerna oleh amilase saliva.3
7.      Hati
Hati adalah organ visceral terbesar yang terletak di bawah kerangka iga. Beratnya adalah 1,500 gram dan pada saat kondisi hidup warnanya merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah yang teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi serta mengandung nutrien dari vena hepatika. Hati terbagi menjadi dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lobus kiri.2
Lobus kanan dan lobus kiri dipisahkan oleh ligament falsiform. Diantara kedua lobus terdapat portal hepatis yang merupakan jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf, dan duktus. Saluran portal, berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika, dan duktus empedu yang membentuk lobulus portal.
Fungsi hati dintaranya, yaitu:
1.      Memproduksi empedu
2.      Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika dibutuhkan oleh tubuh.
3.      Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.
4.      Menyimpan mineral, seperti zat besi dan vitamin larut lemak.
5.      Menyimpan darah untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limfa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.2
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati akan memasuki kanalikuli empedu dan akan disimpan di kandung empedu. Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, dan pigmen dan garam empedu. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Namun pigemen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada feses. Pigmem-pigmen ini merupakan hasil dari penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang terdisintegrasi. Garam empedu berasal dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Garam tersebut direabsorpsi dari ileum dan dibawa ke hati untuk di daur ulang. Garam empedu ini akan membantu mengemulsi lemak, absorpsi lemak, dan penge luaran kolesterol dari tubuh.2
Kandung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan dibawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml. kandung empedu ini berfungsi untuk menyimpan cairan empedu sampai cairan empedu tersebut dibutuhkan oleh duodenum. Kandung empedu ini mampu menyimpan hasil 12 jam sekresi empedu dari hari.2
8.      Usus besar
Secara struktur, usus besar  hampir sama dengan usus halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur ( taeniae coli) yangmenarik kolon menjadi kantong kantong yang disebut haustra yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang. Dinding mukosa lebih halus dari yang ada pada usus halus, tidak memiliki vili, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkular, diameternya lebih lebar, panjangnya lebih pendek dari usus halus, dan daya regangnya lebih besar dari usus halus. Di antara usus halus dan usus besar terdapat katup ileosekal yang secara otomatis akan membuka dan menutup dan berfungsi untuk mencegah masuknya cairan dari usus besar kembali ke usus halus.1
Usus besar terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1.      Sekum
Sekum adalah kantung tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal. Pada ujung sekum terdapat suatu tabung buntu yang sempit berisi jaringan limfoid yang disebut apendiks vermiform.
2.      Kolon
Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum.  Ada tiga jenis kolon yaitu, kolon asenden, transversa, dan desenden. Kolon asenden adalah kolon yang merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati disebelah kanan dan membalik secra horizontal pada fleksura hepatika. kolon transversa merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar sampai ke bawah pada fleksura splenik. Dan kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.2
3.      Rektum
Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 cm sampai 13 cm. rectum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Struktur rektum serupa dengan kolon, tetapi dinding yang berotot lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna Morgagni. Semua menyambung ke dalam saluran anus. Di dalam saluran anus ini serabut otot sirkuler menebal untuk membentuk otot sfinkter anus interna. Sfinkter eksterna menjaga saluran anus dan orifisium supaya tertutup.1
 Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum maka zat makanan telah diabsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan di dalam kolon isinya menjadi semakin padat karena air diabsorpsi dan ketika rectum dicapai maka feses bersifat padat-lunak. Fungsi usus besar yaitu, sebagai berikut:
1.      Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa yang semi padat.
2.      Di dalam kolon terdapat populasi bakteri yang membantu proses pembusukan sisa pencernaan. Bakteri ini juga mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh.
3.      Usus besar memproduksi mucus.
4.      Usus besar mensekresikan sisa pencernaan dalam bentuk feses. Warna feses berasal dari pigmen empedu dan baunya bersal dri bakteri.2




Daftar Pustaka

1.      Arthur C, Guyton. 1990.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta:EGC
2.      Slone, Ethel.2003.Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.Jakarta:EGC
3.      Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth.Jakarta:EGC
4.      Patricia A, Potter.2005.Buku ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.Jakarta:EGC
5.      Jane Y, Yang Y, Ellen S, Deutsch D, James S, Reilly R. Bronchoesophagology. In: James B, Snow JR, John JB, eds. Otorhinolaryngology head and neck surgery. 16th ed. Ontario: BC Decker Inc; 2003. hal.  1562-73.