Rabu, 27 November 2013

ibu hamil, adat jawa & home care


by: Ning Suwarsih


Identitas kepala keluarga
Nama               : BA
Usia                 : 36 Tahun
Agama             : Islam
Alamat                        : -
Masalah kesehatan dalam keluarga:
            Tidak ada masalah kesehatan dalam keluarga Tn.BA dan Ny.S
Gambaran hasil pengkajian (Bio-psikososial dan spiritual)
Saya melakukan pengkajian pada keluarga Tn.BA yang beralamat di Ds.Peniron Rt 02/07, Pejagoan, Kebumen. Tn.BA dan Ny.S adalah pasangan suami istri. Tn. BA dan Ny.S hanya tinggal berdua karena belum mempunyai anak. Tn.BA dan Ny.S sudah menikah selama tiga tahun. Tn.BA berusia 36 tahun dan Ny.S berusia 30 tahun. Tn.BA dan Ny.S mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai masalah dengan kesehatan, mereka tidak menderita penyakit apapun hanya flu dan batuk biasa jika memang sedang musim nya.
Ny.S saat ini tengah hamil empat bulan. Ini merupakan kehamilan kedua Ny.S setelah sebelumnya kehamilan pertamanya mengalami keguguran. Ny.S merasa senang karena kehamilan keduanya ini sehat. Dari riwayat kesehatan, Ny.S mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang di deritanya maupun riwayat penyakit yang pernah di derita oleh keluarganya. Kemudian, dari hasil pengkajian terhadap Ny. S di peroleh hasil jalan nafas nya lancer, TD 110/70 mmHg, nadi 81x/menit, RR 20x/menit, dan suhu 360C. Dari pemeriksaan fisik, kulit berwarna sawo matang, lembab, tidak ada jaringan parut, turgor kulit normal, capillary refiil kulit kembali dalam 3 detik. Rambut Ny.S bersih, pendek, berwarna hitam, dan lurus. Raut wajahnya tampak cerah dan segar. Mata dapat membuka lebar, jelas saat membaca tulisan, simetris, reflek pupil terhadap cahaya (+), konjunctiva normal dan sklera berwarna putih bersih, reflek berkedip (+), tidak ada lesi dan tidak ada kantung mata.Telinga bersih, simetris, tidak ada lesi, dan tidak terdapat cairan atau pun darah. Hidung bersih dan simetris. Mulut bersih, tidak ada lesi, dan bibir normal tidak pucat. Perut Ny.S mengalami pembesaran dan pusar sedikit menonjol. Ny.S mengatakan tidak ada masalah dengan ekstermitasnya baik ekstermitas atas maupun ekstermitas bawah.
Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, Ny.S makan tiga kali sehari. Ny.S mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan meskipun terkadang muntah-muntah. Ny. S juga minum vitamin dan suplemen ibu hamil. Minum air putih ± 1,5 liter per hari dan satu gelas susu ibu hamil. Hingga saat ini BB Ny.S 52 kg sedangkan BB sebelum hamil 46 kg. Ny.S BAB 1 kali sehari pada pagi hari dan BAK 2-3 kali sehari. Untuk kebutuhan tidur sendiri Ny.S tidur malam selama 8 jam dari pukul 21.00 sampai pukul 05.00 wib dan kadang-kadang tidur siang selama 1 jam. Ny.S tetap melakukan aktivitas rutin seperti biasa, bersi-bersih rumah, mencuci, dan memasak sendiri. Tetapi Ny.S tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat dan mengangkat beban yang berat-berat karena takut itu aku akan mengganggu kehamilannya. Karena pada kehamilan  sebelumnya Ny.S sering melakukan pekerjaan berat dan mengangkat beban yang berat, kurang istirahat dan Ny.S juga tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Namun, pada kehamilan kedua ini, Ny.S rutin memeriksakan kandungannya. Dari hasil USG pertama Ny.S, dokter menyatakan janinnya tumbuh secara normal.
Ny.S juga mengatakan bahwa beliau merasa trauma karena kehamilan pertamanya mengalami keguguran dan takut akan terjadi kecacatan pada anaknya saat lahir nanti, serta cemas akan kelahirannya nanti.. Akhir-akhir ini hubungan Ny.S dengan orang tuanya dan suaminya juga sedang tidak harmonis dan itu membuat Ny.S bingung dan  stress. Namun, Ny.S berusaha menenangkan diri  dan mencari aktivitas lain agar tidak fokus terus pada masalah dalam keluarganya karena takut itu akan mempengaruhi perkembangan janinnya. Saat ini Ny.S tinggal di rumah orang tuanya karena Tn.BA pergi bekerja ke Palembang. Untuk mengurangi ketakutan dan hal yang tidak di inginkan terjadi, Ny.S memperbanyak do’a dan dzikir, ibadahnya pun terus di tambah.
Meskipun demikian, Ny. Tetap mengikuti adat jawa yakni ibu hamil pantang untuk makan daging kambing, telur, daun melinjo, dan udang. Selain itu, ibu hamil juga harus makan dengan  menggunakan cobek yang terbuat dari tanah bukan menggunakan piring. Ny.S dan Tn.BA juga tidak diperbolehkan membunuh ataupun menyembelih binatang karena menurut adat itu akan membuat anaknya cacat. Ny.S tidak boleh keluar malam dan kalau bepergian harus membawa gunting.
Identifikasi kebutuhan home care
Kebutuhan home care yang dibutuhkan oleh keluarga Tn. BA adalah pemberian pendidikan kesehatan terutama pendidikan kesehatan ibu hamil ( mencakup bagaimana pengaruh stress dan trauma pada perkembangan janin, pantangan menurut adat istiadat dilihat dari segi kesehatan, dan pentingnya melakukan pemeriksaan kandungan)
Pembahasan
            Dari hasil pengkajian, secara fisik Ny.S dan keluarga sehat tidak menderita penyakit apapun. Namun, Ny.S yang saat ini sedang hamil mengalami trauma karena kehamilan pertamnya mengalami keguguran dan takut kalau kehamilan keduanya ini akan mengalami hal yang sama atau nanti nya anak nya akan terlahir cacat. Selain itu, masalah keluarga juga membuat Ny.S tertekan dan stress. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan mengenai stress, bahwa stress dapat menggaggu perkembangan janin, terutama pembangunan system kekebalan anak. Sehingga bisa di ajarkan pada Ny.S bagaimana cara relaksasi atau koping stress yang tepat untuk ibu hamil. Meyakinkan bahwa jika kehamilan pertama mengalami keguguran bukan berarti kehamilan keduanya akan mengalami hal yang sama dan menyebabkan anaknya cacat, karena dari hasil USG pertama nya dokter juga menyatakan bahwa janinnya tumbuh dengan normal. Maka dari itu perlu di anjurkan untuk rutin melakukan pemerikasaan kandungan. Pada trisemester pertama pemerikasaan dapat dilakukan satu kali setiap bulan, dan pada trisemester kedua dua bulan sekali. Hal ini supaya Ny.S dapat mengetahui perkembangan janinnya dan jika terjadi masalah dengan kandungannya dapat segera di atasi. Serta melakukan imunisasi ibu hamil.  Bisa juga di ajarkan teknik senam ibu hamil, selain untuk menjaga kehamilannya juga supaya Ny.S tidak stress saat akan melahirkan. Dan nantinya anak dapat menjadikan hubungan dalam kelurga kembali harmonis.
Kemudian, ada beberapa adat jawa yang perlu di luruskan dilihat dari segi kesehatan. Sehingga Ny.S mengetahui manfaat dari adat tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan. Ny.S juga pantang untuk makan daging kambing, telur, daun melinjo, dan udang. Sedangkan kebutuhan nutrisi ibu hamil semakin meningkat. Telur merupakan salah satu sumber protein. Ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan protein salah satunya adalah dengan mengkonsumsi telur, dan dilihat dari sisi kesehatan tidak ada larangan ibu hamil untuk menghindari makan telur karena telur masuk dalam salah satu komponen menu sehat ibu hamil. Sehingga, jika memang Ny.S mengikuti adat jawa maka harus mengkonsumsi sumber protein lain suapay kebutuhan protein tetap tercukupi. Ny.S juga bisa mengkonsumsi vitamin dan suplemen tambahan tetapi sesuai resep dokter dan susu tambahan untuk ibu hamil.
 Selain itu, ibu hamil juga harus makan dengan  menggunakan cobek yang terbuat dari tanah bukan menggunakan piring. Ny.S dan Tn.BA juga tidak diperbolehkan membunuh ataupun menyembelih binatang karena menurut adat itu akan membuat anaknya cacat. Hal ini perlu diluruskan, bahwa kecacatan janin disebabkan karena kekurangan gizi atau pun karena factor keturunan bukan karena membunuh hewan.  Ny.S tidak boleh keluar malam dan kalau bepergian harus membawa gunting. Perlu di jelaskan kepada Ny.S bahwa tidak boleh keluar malam bukan karena banyak roh jahat yang mengganggu, tapi dari segi kesehatan kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2). Sedangkan membawa gunting kecil kemana-mana itu dapat membahayakan karena itu merupakan benda tajam yang dapat melukai, sehingga jika membawa gunting juga harus simpan pada tempat yang aman. Melihat dari masalah yang ada, Ny.S yang berkedudukan sebagai manusia yang mempunyai keyakinan juga tetap harus menjaga hubungannya dengan sang pencipta. Dengan berdo’a dan berdzikir, misalnya tidak lupa berdo’a saat akan bepergian.

Daftar Pustaka
Freitag, Harry. 2010. Hamil Aman dan  Nyaman Di Atas Usia 30 Tahun.Yogyakarta: Media Pressindo.
Rusilanti.2006.Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan pustaka.



Senin, 18 November 2013

Muskular Distrofi


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Muscular dystropy merupakan kelompok gangguan otot bawaan yang disebabkan gen spesifik abnormal dengan gejala kelemahan otot progresif dan pengerutan otot. Gen abnormal dapat diturunkan, bisa juga spontan. Artinya, MD dapat dapat muncul walaupun tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit ini. Gejala Duchenne Muscular distrophy (DMD) merupakan tipe paling umum dari MD dan biasanya terjadi pada laki-laki.8
 DMD merupakan penyakit distrofi muskular progresif, bersifat herediter, dan mengenai anak laki-laki. Intensi penyait itu relatif jarang, hanya sebesar satu dari 3500 kelahiran bayi laki-laki.1 penyakit tersebut diturunkan melalui X-linked resesif, dan hanya mengenai pria, sedangkan perempuan hanya sebagai karier. Pada DMD terdapat kelainan genetik yang terletak pada kromosom X, lokus Xp21.2 yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin. Perubahan patologi pada otot yang mengalami distrofi terjadi secara primer dan bukan disebabkan oleh penyakit sekunder akibat kelainan sistem saraf pusat atau saraf perifer.9

B. RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah yang dimaksud dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)?
  2. Bagaimana patofisiologi Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)?
  3. Diagnosis apa saja yang dapat ditemukan pada klien dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)?
  4. Intervensi apakah yang dapat diterapkan pada klien dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)?
  5. Bagaimana Discharge Planning bagi klien dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)?

C. TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian dari Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
2.      Mengetahui patofisiologi Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
3.      Mengetahui diagnosis pada Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
4.      Mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
5.      Mengetahui intervensi yang berkaitan dengan Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)
6.      Mengetahui rencana perawatan pulang bagi klien Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)




BAB II
PEMBAHASAN
A.    KONSEP DMD
1.      PENGERTIAN DMD
Istilah distrofi berarti pertumbuhan abnormal dan berasal dari bahasa Yunani Trophe yang berarti makanan. Namun, distrofi muskularis, suatu istilah yang dipakai erb pada tahun 1891, mengandung arti yang jauh lebih dari hanya pertumbuhan menyimpang atau nutrisi serabut otot. Distrofi muskularis di bedakan dari semua penyakit neuromuskular lain oleh 4 kriteria :
1.      Penyakit ini adalah miopati primer
2.      Terdapat dasar genetik pada penyakit ini
3.      Perjalanannya progresif
4.      Degenerasi dan kematian serabut otot terjadi pada beberapa stadium penyakit ini
Definisi ini mengesampingkan penyakit neurogenik seperti artofi muskulus spinalis, miopati nonherediter seperti dermatomiositis,miopati kongential nonprogresif dan non-nekrotikars seperti DTSOK. Dan miopati metabolik diwariskan  non progresif. Beberapa miopati mungkin memenuhi definisi distrofi muskularis progresif tetapi secara tradisional tidak di klasifikasikan sebagai distrofi. Suatu contoh defisiensi karnitin otot. Sebaliknya distrofi muskularis mungkin akhirnya dapat di klasifikasikan kembali sebagai miopati metabolik bila deffek biokimianya ditentukan lebih baik.
Distrofi muskular merupakan sekelompok penyakit yang tidak saling terkait, masing-masing dipindahkan oleh ciri genetik yang berbeda dan masing-masing berbeda dalam perjalanan dan gambaran klinis. Beberapa merupakan penyakit berat pada saat lahir atau mengakibatkan kematian dini. Lainnya mengikuti perjalanan progresif yang sangat lambat selama beberapa dekade, mungkin sama dengan lama hidup normal, atau bahkan mungkin menjadi tidak bergejala sampai akhir kehidupan dewasa. Beberapa kategori distrofi seperti distrofi muskularis sekeliling tungkai,merupakan penyakit yang homogen tetapi agaknya beberapa sindrom yang meliputi beberapa miopati tersendiri. Hubungan antara berbagai distrofi muskular di tentukan melalui genetik molekular bukannya oleh persamaan atau perbedaanpada gambaran klinis dan histopatologis.1
Distrofi muskular terkait kromosom X diantaranya :
1.      Distrofi muskular duchene
Suatu kelainan x-linked yang mengenai 1 di antara 3000-5000 kelahiran bayi laki-laki hidup. Hampir 1/3 kasus menunjukan mutasi baru. Gen untuk kelainan ini terletak pada regio P21 dari kromosom x. Produk gen distrofin merupakan protein yang secara normal terdapat pada membran sel otot. Pembungan pada gen distrofi duchene menyebabkan terjadinya defisiensi distrofin dalam membran serabut otot sehingga terjadi kerusakan serabut otot oleh kalsium ke dalam sel yang tidak dapat di kontrol. Pemahaman lebih lanjut terhadap cacat genetik pada kelainan ini akan menyebabkan lebih  banyak diketahui patogenesisnya dan karenanya berpotensi untuk pengobatan.
Penyakit ini biasanya di temukan pada umur 2-4 tahun,dengan kelemahan otot bagian proksimal dan pseudohipertrofi otot tungkai bawah. Kadar kreatin fosfokinase (KPK) dalam serum meningkat pada carrier wanita. Sebagian penderita meninggal sebelum berumur 20 tahun, biasanya akibat adanya kardiomiopati yang terjadi sebagai bagian dari kondisi ini.
Pemeriksaan biopsi yang khas menemukan perbedaan abnorml dari diameter serabut otot dengan banyak serabut yang menunjukan degenerasihialin dan nekrosis, dengan tujuan regenerasi.3
2.      Distrofi muskular becker
Distrofi muskular becker mengenai lokus genetik yang sama seperti distrofi muskular duchenne tetapi kelainan ini lebih jarang di temukan dan jauh lebih ringan dengan onset yang terjadi kemudian pada usia kanak-kanak/remaja. Distrofi muskular becker lebih lambat dan lebih variasi. Otot pada pasien distrofi muskular becker memiliki jumlah distrofin yang berkurang dan biasanya mempunyai berat molekul yang abnormal dengan mencerminkan mutasi yang memungkinkan sintesis beberapa protein.3


3.      Distrofi muskular emery-dreifuss di sebabkan oleh sejumlah gen berpisah yang mempengaruhi mutasi.3
Distrofi muskular Duchenne dan Becker disebabkan oleh mutasi pada gen distrofin. Distrofin adalah protein otot yang tidak terdapat pada distrofi muskular Duchenne dan berubah pada distrofi muskular Becker. Gejala-gejala awal yang tampak adalah gaya berjalan abnormal dan kaku. Otot-otot sfingter, tangan, kaki, lidah, palatum, dan pengunyah jarang terkena distrofi ini. Retardasi ringan sampai sedang tidak jarang terjadi. Perbedaan belajar juga sering terjadi. Anak dengan distrofi muskular duchenne jarang ada yang hidup sampai berumur di atas 20 tahun kecuali jika mendapat bantuan ventilasi mekanik jangka panjang. Ciri lain dari distrofi otot Duchenne adalah :
1.      Ditandai dengan keterlibatan otot volunter secara progresif
2.      Perjalanan penyakitnya cepat
3.      Awitan gejala terjadi antara usia 3 dan 5 tahun
4.      Kematian terjadi kira-kira 10 sampai 15 tahun setelah awitan
5.        Variasi ukuran (diameter) serabut otot karena terdaptnya serabut otot kecil maupun raksasa yag kadang-kadang disertai pembelahan serabut.3
6.      Peningkatan jumlah nukleus yang mengalami internalisasi(diluar kisaran normal 3%-5%).3
7.      Degenerasi, nekrosis dan fagositosis serabut otot3
8.      Regenerasi serabut otot.3
9.      Proliferasi jaringan ikat endomisium.3

2.      ETIOLOGI DMD
Menurut peneliti, DMD terjadi karena tidak adanya satu protein otot penting yang disebut distrofin dan telah menelusuri gen untuk protein ini sampai ke sebuah lokus yang spesifik pada kromosom X.4
DMD, miopati degeneratif yang diturunkan sebagai keadaan resesif berkaitan dengan kromosom seks (X-linked recessive) di mana karier wanita meneruskan gen abnormal kepada puteranya. Distrofi otot ini ditandai dengan kelemahan dan pelisutan otot yang progresif yang akhirnya menimbulkan kematian akibat infeksi atau kegagalan respiratorius pada awal usia dewasa. 
4.      PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan Penunjang
Test Genetik : adanya deletio atau duplication dari gene dystrophyn.
Pengujian genetik molekuler digunakan secara klinis untuk: diagnosis pada individu gejala, pemeriksaan carrier, dan diagnosis prenatal. Molekul metods pengujian genetik meliputi:
a.       Target analisis mutasi. Berbasis PCR, southern blotting, dan metode FISh dapat digunakan untuk mendeteksi delesi pada gen DMD. Southern blotting dan kuantitatif PCR dapat digunakan untuk mendeteksi duplikasi
b.      Mutasi pemindaian. Mutasi pemindaian mengidentifikasi penghapusan kecil, insersi kecil, mutasi titik atau mutasi pada gen splicing DMD.
c.       Analisis urutan gen. Analisis urutan gen DMD juga mengidentifikasi penghapusan kecil, insersi kecil, mutasi titik atau mutasi splicing
d.      Duplikasi / penghapusan analisis. MLPA mengidentifikasi duplikasi besar dan penghapusan dalam probands dan perempuan pembawa.7

5.      KOMPLIKASI
Fisik
1.      Dekompensasi jantung dan kardiomiopati
2.      Infeksi paru-paru
3.      Osteoporosis
4.      Obesitas
5.      Konfraktur
6.      Skoliosis

Psikis
1.      Depresi
Klien mulai menarik diri dari orang lain dan memancarkan kesedihan yang mendalam
2.      Stress keluarga
Akumulasi dan stressor dalam kehidupan keluarga memberikan perkiraan jumlah stress yang dialami keluarga (Alson et al, 1983). Konsep akumulasi stressor didefinisikan sebagai jumlah peristiwa perkembangan (yang diharapkan) atau situasional (yang tidak diharapkan) serta ketegangan inter keluarga (tekanan dalam hubungan diantara anggota keluarga).
3.      Perasaan bersalah atau menyalahkan
Klien merasa bersalah, ia merasa tidak berdaya karena penyakit yang dideritanya, dan menyalahkan keadaan/kondisi yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Apa pun yang dilakukan keluarga, perawat, atau sahabat-sahabatnya dipandang salah.
4.      Marah, dan dukacita
Klien yang menderita komplikasi akan marah apabila ia mengingat perilakunya dahulu yang menyebabkan penyakit pada dirinya sekarang dan sedih melihat kondisinya saat ini.



 DAFTAR PUSTAKA

1.      Arvi,Liegman Behrman.2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 3. Jakarta :EGC.
Diambil dari :
2.      Underwood,J.C.E. 1999. Patofisiologi Umum dan Sistematik Vol 2. Jakarta : EGC.
3.      Fausto,Abba Kumar Mitchell.2008. Buku Saku Dasar Patolohis Penyakit Robbins & Cotran. Jakarta  : EGC
Diambil dari :
4.      Aryulina, Diah; Muslim Choirul; Manaf Syalfinaf; Winarni, Endang Widi. 2006. Biologi 3: SMA MA untuk Kelas XII. Jakarta: ESIS
5.      Brooker, Christine. 1997. Kamus Saku Keperawatan, E/31.  Jakarta: EGC
6.      Fadhli, Aulia. 2010.  Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek
7.      Dudek,Ronald W. 2012. Genetics. Philadelphia:Wolters Kluwer Health Lippincott Williams&Wilkins.
  1. Laura, Imada. (2012). Harapan Penyembuhan "Muscular Dystropy". Diambil dari http://health.kompas.com/read/2012/02/11/07224679/Harapan.Penyembuhan.Muscular.Dystrophy. Diakses pada: 21/10/2013 pukul 08.00
  2. Wedhanto, Sigit dan Siregar, Ucok Paruhum. (2007). Duchenne Muscular Dystrophy. Vol 52 (9). Hlm 313.

Kamis, 14 November 2013

Kecubung:Obat herbal untuk rematik




 
Apa itu rematik? Apakah Anda menderita rematik?
Rematik  merupakan salah satu penyakit yang selalu di identifikasikan dengan perasaan nyeri, sakit, serta kaku pada otot, persendian, tulang, dan ligament. Reumatik itu sendiri banyak jenisnya tetapi yang populer dan banyak diderita penduduk Indonesia adalah asam urat ( gout arthritis).
Pada umumnya, rematik menyerang orang pada usia lanjut, yakni di atas 50 tahun. Namun, rematik juga juga dapat menyerang tanpa batasan usia, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Sebagian besar orang terutama yang bertempat tinggal di daerah terpencil atau pedesaan berpendapat bahwa asam urat di sebabkan karena sering mandi pada malam hari. Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya serangan rematik, diantaranya:
1.      Faktor infeksi
Rematik dapat terjadi karena adanya infeksi dari virus maupun bakteri.
2.      Faktor pekerjaan
Rematik dapat terjadi apabila seseorang mengangkat beban yang terlalu berat sehingga menimbulkan nyeri pada pinggang.
3.      Faktor usia
Seiring dengan  bertambahnya usia, seseorang akan semakin rentan untuk sakit. Lansia akan lebih sering mengeluh mengalami nyeri.
4.      Faktor makanan
Rematik dapat timbul jika terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin.
5.      Faktor keturunan
Rematik merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan. Sehingga orang tua yang mempunyai atau menderita rematik dapat menurun ke anaknya.


Lalu bagaimana pengobatan pada rematik?
Pengobatan untuk rematik Hingga saat ini  terus berkembang. Baik secara modern maupun konvesional (tradisional). Sebagian besar orang, masih menggunakan obat tradisional untuk mengobati rematik. Salah satunya dengan menggunakan tanaman kecubung. Tanaman kecubung dipercaya berkhasiat dapat menyembuhkan rematik
Tanaman kecubung merupakan tanaman yang tumbuh liar ditempat terbuka, seperti tanah berpasir, tepi sungai, di semak, atau pekarangan sehingga sangat mudah utuk kita jumpai. Siapa sangka tanaman liar ini memiliki banyak khasiat sebagai obat herbal, hamper semua bagian dari kecubung ini dapat dimanfaatkan muali dari akar, daun, dan bunga.

Bunga digunakan untuk mengatasi:
        Asma, napas pendek, bronchitis kronik, batuk
        Rasa nyeri hebat pada kanker stadium lanjut
        Nyeri lambung, rematik
        Kejang atau epilepsy (ayan) yang disebabkan rasa takut
        Sakit jiwa
        Sebagai obat bius pada operasi (anestesi)
Akar digunakan untuk pengobatan:
        Kolera
        Sesak napas
Daun digunakan untuk mengatasi:
        Sesak napas, batuk rejan, rematik, bronchitis
        Sakit pinggang, rematik, memar
        Ketombe
         Cacingan
        Lendir tenggorokan

Cara pengobatan rematik menggunakan kecubung:
Cara I:
Cuci 2-3 kuntum bunga kecubung, lalu rebus dalam air bersih secukupnya sampai mendidih (kira-kira 15 menit). Gunakan ramuan ini untuk obat kompres selagi hangat.
Cara II:
Daun kecubung, sereh, dan minyak kelapa dipanaskan sampai mendidih, bahan lain dimasukan hingga daun layu kemudian minyak digosokkan pada bagian yang sakit (rematik atau kelumpuhan.
( Ning Suwarsih, NIM 22020112130108)



Referensi :
Dalimarta,Setiawan.2000.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2.Jakarta:Trubus Agriwidya (http://books.google.co.id/books?id=vmrbQE4jfYcC&pg=PA108&dq=cara+mengobati+rematik+dengan+kecubung&hl=id&sa=X&ei=z_qBUtq4JIa4rgfvtICACA&redir_esc=y#v=onepage&q=cara%20mengobati%20rematik%20dengan%20kecubung&f=false) Diakses pada tanggal 10 November 2013 pukul 14.40 WIB.
Dalimarta,Setiawan.2000.Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar.Jakarta:Puspa Swara (http://books.google.co.id/books?id=rG343rcuDYC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false) Diakses pada tanggal 10 November 2013 pukul 15.20 WIB.
Syarif,Pudjiati.,Suryotomo,Bambang,dkk. Diskripsi Dan Manfaat Tanaman Obat Di Pedesaan
Sebagai Upaya Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus Di Kecamatan Wonokerto.