Rabu, 15 Maret 2017

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI



ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA TN.J DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI
DI RUANG GATOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

A.  PENGKAJIAN
        1.     IDENTITAS
a.    Identitas Klien
Nama                                    : Tn.J
Umur                                     : 25 tahun
Jenis Kelamin                        : Laki-laki
Agama                                  : Islam
Pendidikan                            : SD
Pekerjaan                              : Buruh
Alamat                                  :
Tanggal Masuk RS               : 16 November 2016
Tanggal Pengkajian               : 22 November 2016
No.CM                                  : 00093077
Diagnosa Medis                    : Schizophrenia Tak Terinci
b.    Identitas Penanggungjawab            
Nama                                    : Ny.M
Hubungan dengan klien        : Kerabat
Alamat                                 
Pembiayaan                           : BPJS PBI
    2.          ALASAN MASUK
2 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien sering marah-marah tanpa sebab kemudian mengamuk dan membuang barang-barang. Klien sering menyendiri, berbicara sendiri, tertawa sendiri, berjalan mondar mandir. Klien tidak mau makan, tidak mau mandi, dan sulit tidur. Menurut keterangan dari keluarga, klien tidak rutin kontrol dan tidak rutin minum obat selama satu tahun terakhir. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa klien ke RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan, isolasi sosial, halusinasi pendengaran

    3.          FAKTOR PREDISPOSISI
a.    Gangguan jiwa di masa lalu 
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelmnya dan pernah di rawat di RS Jiwa Amino Gondohutomo sebanyak 6 kali dan rawat inap yang terakhir bulan Agustus 2015. Alasan keluarga membawa klien ke RSJ karena klien sering menyendiri, tidak mau keluar rumah, sering bicara sendiri, tertawa sendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial, halusinasi pendengaran
b.    Pengobatan sebelumnya
Klien sudah pernah mendapat pengobatan sebelumnya  yaitu obat yang berwarna orange (Clozapine). Tetapi klien sudah satu tahun terakhir tidak pernah minum obat.
c.    Trauma
Klien mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, maupun perilaku kekerasan sebelumnya.
d.   Anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai gangguan jiwa dan tidak ada yang pernah di rawat di rumah sakit jiwa selain klien.
e.    Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan. Kejadian berawal dari ayahnya meninggal kemudian suami menceraikannya.
    4.          FISIK
a.       Kesadaran
Komposmentis (E4V5M6)
b.      Tanda vital
TD             : 110/80 mmHg                       Nadi    : 86x/menit
Suhu          : 36,70C                                   RR       : 20x/menit
c.       Data Antropometri
TB                         : 156 cm
BB                         : 60 kg
IMT                       :
d.      Riwayat makan dan minum di rumah
Klien mengatakan makanan yang dimakan di rumah adalah masakan ibunya.  Aktivitas makan dilakukan secara mandiri sehari 3 kali. Sedangkan untuk minum klien bisa menghabiskan air putih sebanyak 6-8 gelas setiap harinya. Menu makanan yang dimakan klien adalah nasi, sayur, dan lauk.
e.       Pemeriksaan Fisik Klien
1.    Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesocepal, keadaan kulit kepala bersih dan tidak terdapat lesi pada kepala. Penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, terlihat rapih dan bersih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan pada kepala klien.
2.    Mata
Inspeksi : Klien  tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Konjungtiva tidak anemis, mata simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, penyebaran bulu mata dan alis mata merata,sclera tidak ikterik, kornea jernih, ukuran pupil isokor antara kanan dan kiri.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada kedua mata klien
3.    Telinga
Inspeksi : Klien tidak memakai alat bantu pendengaran. Ukuran kedua telinga klien simetris kanan dan kiri, kedua telinga klien terlihat bersih, fungsi pendengaran baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada kedua telinga klien.
4.    Hidung
Inspeksi : Warna kulit hidung sama dengan kulit sekitarnya dan tidak terdapat lesi. Lubang hidung simetris kanan dan kiri, hidung klien terlihat bersih dan tidak ada kotoran, klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
5.    Mulut
Inspeksi :Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi. Tidak ada sariawan, gusi tidak ada perdarahan, dan tidak ada lesi maupun pembengkakan. Rongga mulut bagian atas dan bawah terlihat bersih. Gigi klien tersusun rapih. Mukosa bibir lembab.
6.    Leher
Inspeksi :Warna kulit pada leher sama dengan warna kulit pada area sekitarnya, Klien tidak mengalami gangguan menelan.
Palpasi :Tidak terdapat pembesaran vena jugularis. Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tidak mengalami pembekakan.Nadi karotis teraba denyutnya. Tidak ada masa, lesi atau bekas luka pada leher klien
7.    Paru-paru
Inspeksi: Bentuk dada normal chest. Ekspansi dada simetris, tidak terjadi deformitas tulang dada dan tidak ada terdapat lesi atau jaringan parut. Tidak terlihat adanya penggunaan otot-otot bantu pernafasan
Palpasi : Taktil fremitus teraba
Auskultasi: Suara dasar vesikular, tidak ada suara tambahan.
8.    Jantung
Inspeksi:Bentuk dada simetris kanan kiri, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi, tidak terlihat ictus cordis dan irama teratur.
Auskultasi : Bunyi lup dup, tidak terdapat bunyi mur-mur atau bunyi jantung tambahan lain, irama teratur
9.    Abdomen
Inspeksi :Bentuk abdomen normal, warna kulit sama dengan warna kulit dada klien, umbilikus tidak mengalami inflamasi dan posisi umbilikus tepat ditengah garis tubuh.
Auskultasi : bising usus 8x/menit
10.                        Genitalia
Tidak terkaji
11.                        Kulit dan Kuku
Kulit lembab, sedikit kering dibagian kaki, turgor kulit normal, kulit elastis, kuku panjang, CRT < 2 detik.
12.                        Ekstremitas Atas
Inspeksi : Bentuk ekstremitas atas normal, tidak terdapat lesi, kulit lembab
Palpasi : CRT klien  < 2 detik, klien dapat melakukan ROM aktif, tidak terdapat nyeri tekan pada sendi. Kekuatan otot 5
13.                        Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Bentuk ekstremitas klien simestris, tidak terdapat lesi
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua ekstremitas bawah. Kekuatan otot 5
f.       Tanda-tanda dehidrasi
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
g.      Riwayat penyakit fisik
Klien tidak mempunyai keluhan penyakit lain yang memerlukan pengobatan khusus maupun perawatan di rumah sakit. Klien juga mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang mengeluh mempunyai keluhan fisik hingga harus dirawat maupun menjalani pengobatan.



    5.          PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a.       Genogram

Keterangan:
                                                              : Perempuan

                                                              : Laki-laki








 
                                                              : Meninggal


 
                                                              : Dengan gangguan jiwa


 
                                                              : Klien
                                                              : Tinggal serumah

                   Penjelasan genogram :
     Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai gangguan jiwa seperti klien. Klien merupakan anak ke tiga dari 3 bersaudara. Klien masih tinggal serumah dengan orang tuanya. Sebelum klien masuk ke rumah sakit klien selalu diikutkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, tetapi sejak klien dirawat di rumah sakit jiwa klien tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan. Klien mengaku sangat dekat dengan kedua orang tuanya.
b.      Konsep diri
a.       Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien tidak merasa minder atau malu dengan kondisinya sekarang. Klien merasa bagian tubuhnya sempurna dan tidak ada alasan bagi klien untuk minder ataupun malu.
b.      Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak laki-laki satu-satunya, anak  ke tiga dari  bersaudara.. Klien mengatakan asalnya dari Semarang, pendidikan terakhirnya adalah SD dan perkerjaannya adalah buruh.
c.       Peran diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak yang mempunyai kewajiban untuk berbakti kepada orang tua dan saudara-saudaranya. Bekerja untuk membantu orang tua.
d.      Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera pulang ke rumah dan berkumpul bersama dengan keluarganya. Selain itu klien juga berharap bisa segera bekerja lagi seperti biasanya, pingin ikut proyek yang besar.



e.       Harga diri
Klien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang yang dirawat di RSJ. Klien mengatakan malu dan kasihan keluarga saya jika nanti menjadi omongan tetangga.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
c.       Hubungan sosial
a.       Orang dekat (di rumah dan RS)
Klien mengatakan bahwa ayahnya adalah orang yang paling dekat dengannya ketika di rumah. Klien selalu menceritakan masalah dan segala yang mengganggu kepada ayahnya. Sedangkan ketika di rumah sakit klien memiliki banyak teman di RSJ dan yang paling dekat denganya adalah Tn.A.
b.      Peran serta dalam kegiatan masyarakat di rumah dan di RS
Klien mengatakan kegiatan seperti kerjabakti sering diikuti ketika di rumah. Di rumah sakit klien dapat membantu kegiatan keseharian seperti menata kursi dan merapikan tempat tidur. Klien dapat melakukan kegiatan seperti makan, mandi secara mandiri dan dapat mengikuti kegiatan rehabilitasi. Klien dapat mengikuti TAK yang dilakukan di ruangan.
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah orang yang pemalu dan pendiam. Klien akan berkomunikasi ketika klien diajak untuk berkomunikasi. Jika klien tidak diajak berkomunikasi klien akan diam.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
d.      Spiritual
a.       Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa agamanya adalah islam, klien juga mengatakan dirinya sebagai seorang muslim dan percaya bahwa Allah itu ada. Klien mengatakan bahwa menurut keyakinannya suara-suara yang ia dengar itu sebenarnya tidak ada. Hal itu terjadi karna hatinya tidak tenang, kurang brdzikir, kurang ibadahnya.
b.      Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama di rumah, klien akan sholat jika disuruh namun bolong-bolong (tidak 5 waktu). Di rumah sakit klien mengatakan sholat 5 waktu tapi bolong-bolong.
             6.     Status Mental
a.       Penampilan
Klien berpakaian sesuai dengan seragam rumah sakit, klien mengatakan selalu mandi di pagi dan sore hari, keramas setiap  hari, selalu menyisir rambut dan berganti pakaian setiap 2 hari sekali. Klien menggosok gigi setiap pagi, dan sore. Klien tidak mau memotong kukunya.
b.      Pembicaraan
Klien dapat berbicara dengan baik, jelas dengan volume sedang. Klien tidak bisa memulai pembicaraan, klien harus ditanya terlebih dahulu kemudian klien baru akan berkomunikasi dan selalu menjawab jika ditanya dan bercerita.
c.       Aktifitas motorik
Klien tidak mengalami tremor dan tidak terlihat lesu.
d.      Alam perasaan
Klien mengatakan merasa biasa saja selama di rumah sakit, tidak merasa ketakutan. Saat ini klien merasa sedih karena belum diperbolehkan pulang.
e.       Afek
Afek tumpul, klien akan merespon stimulus jika diberikan stimulus terlebih dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi social



f.       Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan pengkajian, klien kooperatif. Klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, kontak mata saat berkomunikasi terkadang masih tidak dapat dipertahankan, tidak tampak adanya curiga.
Masalah Keperawatan : Isolasi social
g.      Persepsi
Klien mengatakan diriya mendengar suara teman-temannya. Suara tersebut ngomong kalau mengajak klien untuk pergi bersama, manggil-manggil namanya. Klien mendengar suara tersebut dua hari yang lalu sekali saja saat hendak tidur sekitar pukul 20.00 wib. Suara tersebut hanya muncul selama 1 menit. Suara tersebut hanya muncul saat klien sendiri dan ketika klien mendengar suara tersebut klien mengalihkannya dengan memejamkan mata dan tidur.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
h.      Proses fikir
Tidak ada gangguan proses pikir, klien dapat berbicara dengan baik, menuntaskan satu topik pembicaraan kemudian beralih ke topik  yang lain.
i.        Isi fikir
Klien tidak memiliki waham.
j.        Tingkat kesadaran
Kesadaran klien komposmentis. Klien mengetahui bahwa klien sekarang sedang berada di rumah sakit jiwa untuk menjalankan pengobatan. Klien sudah bisa menerima keadaannya sekarang. Klien tau alasan kenapa keluarganya membawa dia ke rumah sakit yaitu karena di rumah klien marah-marah, bicara sendiri.
k.      Memori
a.       Memori jangka panjang (1 bulan)
Memori baik. Klien dapat mengingat kapan terakhir ia masuk RSJ yaitu tahun 2015.
b.      Memori jangka pendek (1 minggu)
Memori baik. Klien dapat mengingat kegiatan- kegiatan minggu lalu di RSJ  seperti klien sudah mengikuti rehab sebanyak 2 kali
c.       Memori saat ini
Memori baik. Klien dapat mengingat hal- hal yang diajarkan oleh perawat saat ini (mengingat 3 SP Halusinasi)
l.        Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik ketika diajak berkomunikasi, focus pada pembicaraan, jawaban sesuai pertanyaan. Klien mampu  menjawab soal perhitungan sederhana dengan benar baik itu penjumahan, pengurangan, pembagian, maupun perkalian.
m.    Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana. Misalnya ketika diberi pilihan untuk tiduran didalam kamar atau duduk diluar, klien memilih duduk di luar karena di dalam klien merasa ngantuk dan saat diberi pilihan klien ingin langsung makan atau mengambil minum terlebih dahulu klien memilih mengambil minum terlebih dahulu. Saat di rumah, keputusan dan penilaian di lakukan secara mandiri kadang dibantu dengan saran dari saudara-saudaranya.
n.      Daya tilik diri
Daya tilik diri klien baik. Klien menyadari bahwa dirinya sedang menjalani pengobatan karena masalah jiwanya. Klien tidak mengingkari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.  

        7.     KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

a.    Makan
Klien dapat makan dan minum dengan mandiri. Klien mampu menggunakan alat makan dengan benar, dan menghabiskan porsi makanan yang diberikan. Setelah itu klien dapat membereskan dan membersihkan alat-alat makan.
b.    Buang Air Besar dan Buang Air Kecil
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB secara mandiri dengan frekuensi 1 kali dalam sehari. Setiap kali ingin buang air besar dan buang air kecil klien selalu pergi ke kamar mandi (WC) dan selalu menyiram closet setelah digunakan. Klien selalu mencuci tangan dengan sabun setelah itu.
c.    Mandi
Klien mandi dua kali dalam sehari yaitu saat pagi hari sebelum melakukan aktivitas dan dan sore hari setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun mandi dan air bersih.
d.   Berpakaian
Klien mampu menggunakan pakaian secara mandiri dengan rapi.
e.    Istirahat dan Tidur
Klien tidur siang selama 2 jam (13.00-15.00) dan tidur malam (21.00-04.00). Klien mengatakan sebelum tidur malam tidak menggosok gigi dan kadang lupa tidak berdoa. Klien mengatakan mandi setelah bangun tidur malam.
f.     Penggunaan Obat
1)   Olanzapine : Antipsikotik
Dosis
2x 5 mg
Rute
 per oral
Waktu
07.00 dan 19.00
Indikasi
Terapi akut dan terapi pemeliharaan untuk skizofrenia dan psikosis lain dengan gejala utama positif dan negative. Pengobatan episode manik edang sampai berat.
Kontraindikasi
Hipersensitif
Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal, retensi urin.
2)   Ikalep : Antipsikotik
Dosis
1x 250 mg
Rute
per oral
Waktu
07.00
Indikasi
Terapi schizofrenia resisten yang tidak memberikan respon atau intoleran terhadap neuroleptik klasik
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap clozapine, penderita/riwayat granulositopeni, kegagalan fungsi sum-sum tulang, epilepsi tidak terkontrol, serta intoksikasi obat,gagal fungsi jantung, hati, dan ginjal yang berat
Efek samping
Granulositopeni, lelah, mengantuk, sedasi, pusing, sakit kepala, mulut kering, takikardi, postiral hipotensi, mual, muntah dan konstipasi.

g.    Pemeliharaan Kesehatan
Kakak klien mengatakan pemeliharaan kesehatan jiwa yang dilakukan untuk klien pernah dilakukan di RSJD Amino Gondohutomo. Untuk waktu kontrol biasanya dilakukan 2 minggu setelah klien diperbolehkan pulang. Keluarga klien menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS PBI untuk membiayai perawatan klien selama di rumah sakit.
h.    Kegiatan di Rumah
Klien mengatakan saat dirumah klien mampu menyiapkan makan dan minum sendiri. Kegiatan lain  yang dilakukan seperti mandi, berpakaian, mencuci baju, dan mencuci piring dapat dilakukan secara mandiri.
i.      Kegiatan di  Luar Rumah
Kegiatan klien di luar rumah seperti kegiatan kerjabakti lingkungan.  
        8.     MEKANISME KOPING
Klien mengatakan apabila ada masalah tidak bercerita dengan orang lain. Klien mengatakan sering memendam masalah karena tidak mau membuat anggota keluarga klien memikirkan masalah yang dialami. Mekanisme koping yang dilakukan oleh klien adalah koping maladaptif dengan cara berdiam diri dan menyendiri.


        9.     MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan klien termasuk orang yang pemalu. Meskipun begitu, ketika klien harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru, klien tidak mengalami kesulitan. Ketika di rumah, klien bisa diderima oleh masyarakat. Karena klien orangnya pemalu, klien akan berkomunikasi jika klien diajak untuk berkomunikasi. Ketika di rumah sakit klien terlihat sering bersama-sama dengan pasien lain dan tidak pernah terlihat menyendiri.
    10.     PENGETAHUAN
Klien mengatakan tahu tetapi kadang lupa tentang cara-cara mengontrol suara yang ada.
    11.     ASPEK MEDIK
Diagnosa medis : Skizofrenia Tipe Manik
Terapi sosial       : TAK Stimulasi Persepsi
Terapi lain         : -
Terapi medis      :
1.      Olanzapine : Antipsikotik
Dosis
2x 5 mg
Rute
 per oral
Waktu
07.00 dan 19.00
Indikasi
Terapi akut dan terapi pemeliharaan untuk skizofrenia dan psikosis lain dengan gejala utama positif dan negative. Pengobatan episode manik edang sampai berat.
Kontraindikasi
Hipersensitif
Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal, retensi urin.
2.      Ikalep : Antipsikotik
Dosis
1x 250 mg
Rute
per oral
Waktu
07.00
Indikasi
Terapi schizofrenia resisten yang tidak memberikan respon atau intoleran terhadap neuroleptik klasik
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap clozapine, penderita/riwayat granulositopeni, kegagalan fungsi sum-sum tulang, epilepsi tidak terkontrol, serta intoksikasi obat,gagal fungsi jantung, hati, dan ginjal yang berat
Efek samping
Granulositopeni, lelah, mengantuk, sedasi, pusing, sakit kepala, mulut kering, takikardi, postiral hipotensi, mual, muntah dan konstipasi.


B.       ANALISA DATA
No
Hari,tanggal
Data
Diagnosa Keperawatan
1.
Selasa, 22
November 2016
Ds :
a.  Klien berkata “Saya denger suara teman-teman saya mba. Merka nagjak bicara tapi ngga jelas mba”
b.  Klien berkata “dua hari yang lalu saya kaya dengar suara teman-teman saya lagi”
c.  Klien berkata “Sehari ya sekali mbak. Pas mau tidur mbak”
d.  Klien berkata “Sebentar doang mbak, paling 1 menitan”
e.  Klien berkata “Ya pas saya sendiri mbak, kalau pas rame-rame ya gak ada mbak”
f.   Klien berkata “Ya saya tinggal merem aja mbak, kan pas saya mau tidur. Saya langsung tidur”
Do :
a.  Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami
b.  Klien tampak sedang berusaha mengingat apa yang dikatakan suara tersebut
Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
2.
Selasa, 22
November 2016
Ds :
a.  Klien berkata “Ya dulu memang saya marah-marah mbak, saya emosi itu”
b.  Klien berkata “Saya ingat sih saya pernah buang barang-barang mba”
Do :
a.  Klien tampak antusias menceritakan tentang kemarahannya dulu
b.  Klien tampak sedang mengingat kejadian yang membuatnya marah waktu itu
Resiko Perilaku Kekerasan

Diagnosa Keperawatan yang muncul antara lain:
1.      Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
2.      Resiko Perilaku Kekerasan



C.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No.
DX
Hari,tanggal

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi
1
Selasa,
22 November 2016
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama1 hari klien dapat mengontrol halusinasinya dengan indikator sebagai berikut :
1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya
2.  Klien dapat mengenal halusinasinya
3.  Klien dapat mengontrol halusinasinya
Ajarkan SP 1 Pasien
1)   Bina hubungan saling percaya
2)   Identifikasi  jenis halusinasi klien
3)   Identifikasi isi halusinasi klien
4)   Identifikasi waktu halusinasi klien
5)   Identifikasi frekuensi halusinasi klien
6)   Identifikasi durasi halusinasi klien
7)   Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
8)   Identifikasi  respons klien terhadap halusinasi
9)   Ajarkan klien menghardik halusinasi
10)         Anjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
Ajarkan SP 2 Pasien
1)   Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2)   Latih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
3)   Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Ajarkan SP 3 Pasien
1)   Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2)   Latih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan klien di rumah)
3)   Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Ajarkan SP 4 Pasien
1)   Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2)   Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3)   Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian\Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar.
4)   Anjurkan klien mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi yang sudah diajarkan
Anjurkan klien memilih salah satu cara mengontrol halusinasi yang sesuai
2.
Selasa,
22  November 2016
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari klien tidak melakukan perilaku kekerasan, dengan indikator sebagai berikut :
1.  Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2.  Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3.  Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
4.  Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5.  Klien dapat menyebutkan dan memberikan contoh cara mengontrol perilaku kekerasan
Ajarkan SP 1 Pasien
a.    Lakukan bina hubungan saling percaya
b.    Identifikasi pennyebab perasaan marah
c.    Identifikasi tanda dan gejala marah yang dirasakan
d.    Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e.    Tanyakan akibat yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan
f.     Ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-1:
 relaksasi napas dalam untuk mengontrol marah.
Ajarkan SP 2 Pasien
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2 : memukul bantal
Ajarkan SP 3 Pasien
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial atau verbal
Ajarkan SP 4 Pasien
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
Ajarkan SP 5 Pasien
Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat













D.    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari, Tanggal
No.
DX
Tujuan
Implementasi
Respon
Evaluasi
Selasa,
22 November 2016
Jam
08.30 WIB

   1
Membuat klien nyaman berkomunikasi dengan perawat










Mampu mengidentifikasi dan mengenal jenis halusinasi







Mampu mengenal halusinasi



Mampu mengenal waktu halusinasi






Mampu mengidentifikasi frekuensi munculnya halusinasi





Mampu mengidentifikasi lamanya halusinasi yang dialami setiap muncul



Mampu mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi




Mampu mengidentifikasi respon yang dilakukan setelah mendengar halusinasi


Memberikan pengetahuan kepada klien cara mengontrol halusinasi dengan cara pertama (menghardik)



Mengajarkan SP 1 Pasien :
§  Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan komunikasi terapeutik









§  Membantu mengenal halusinasi:
-          Mengidentifikasi  jenis halusinasi klien







-          Mengidentifikasi isi halusinasi klien



-          Mengidentifikasi waktu halusinasi klien






-          Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien






-          Mengidentifikasi durasi halusinasi klien






-          Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi





-          Mengidentifikasi  respons klien terhadap halusinasi.





-          Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik








S :
-       Klien berkata Nama saya Joko Setiawan mba, biasa dipanggil Joko”
-       Klien berkata “Mba siapa? Baru kesini ya mba?”
O :
-    Klien terlihat antusias dan senang diajak berkenalan
-    Kontak mata dapat dipertahankan

S :
Klien berkata Kemarin  loh mbak, saya mendengar suara teman saya lagi mbak, kayak dibisik-bisiki gitu mbak”
O:
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkataKaya nyuruh saya buat mukul orang mba, sering manggil-manggil nama saya pokoknya”
O :
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkata“Munculnya kalau malam hari pas mau tidur mbak.”
O :
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkata “Berapa kalinya ga mesti mbak. Biasanya ya Cuma sekali mbak, pas mau tidur itu”
O :
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkata Paling ya sekitar 1 menit mbak, ngga lama”
O :
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkata “Ya pas sendirian gitu mbak, kan pas mau tidur, kalau siang atau rame-rame jarang mba”
O :
Klien tampak antusias menceritakan apa yang dialami

S :
Klien berkataDulu pas saya di disini udah pernah diajari mbak, tapi saya lupa.”
O :
Klien teampak mengingat cara yang yang sudah diajarkan.

S:
Klien berkata “Jadi, kalau saya mulai mendengar suara tersebut saya langsung bilang Pergi kamu, saya gak mau dengar, kamu tidak nyata, pergi sambil nutup telinga dan tutup mata. Gitu mba?”
O:
Klien terlihat antusias mempraktekkan cara menghardik
S:
-        Klien berkata “Mba ning ya mba? Asli mana mba tadi?”
-        Klien berkata “Saya masih denger suara-suara teman saya mbak, manggil nama saya mbak terus-terusan”
-        Klien berkata “Kemarin malam saya masih mendengar mbak, pas mau tidur”
-        Klien berkata “Ya saya tinggal tidur aja”
O :
-        Kontak mata klien dapat dipertahankan
-        Klien terlihat antusias menceritakan apa yang dirasakan
A :
-        Klien mampu mengenal halusinasinya (isi, waktu, frekuensi, durasi, situasi yang memicu halusinasi, dan respon yang dilakukan terhadap halusinasi)
-        Klien masih mengalami halusinasi pendengaran
-        Klien mampu berkenalan dengan baik
P :
o   Perawat
-          Ulangi SP 1 Pasien: menghardik
-          Lanjutkan SP 2 Pasien:   cara mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain
2.    Pasien
-          Motivasi klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara pertama : menghardik
-          Klien mampu mempraktekkan cara pertama : menghardik untuk mengontrol halusinasi
-          Klien mampu menerapkan cara pertama : menghardik untuk mengontrol halusinasi



Rabu, 23
November 2016
08.45 WIB
   1.
Mengevaluasi pengetahuan klien tentang cara-cara mengontrol halusinasi dan mempraktekkan cara menghardik








Memberikan pengetahuan klien tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: bercakap-cakap dengan orang lain
-      Mengevaluasi klien cara-cara mengontrol halusinasi dan cara pertama untuk mengontrol halusinasi : menghardik










-      Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: bercakap-cakap dengan orang lain
S:
-    Klien berkata “Cara ngusirnya saat dengar suara lalu bilang, Pergi kamu. Kamu tidak nyata. Pergi, pergi sambil menutup telinga dan tutup mata”
O:
-    Klien mampu menyebutkan cara mengontrol halusinasi
-    Klien tampak antusias mempraktekkan cara menghardik untuk mengontrol halusinasi

S:
-   Klien berkata “Oh yang kedua itu ngobrol sama orang lain ya mbak, oh ya saya ingat”
-   Klien berkata “Ketika mendengar suara, saya minta tolong sama orang lain buat ngajak saya ngobrol biar gak dengar suara lagi, gitu ya mbak ya”
O:
Klien terlihat antusias mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain
S:
-        Klien berkata “Ya tutup mata tutup telinga sambil bilang kamu suara gak nyata, pergi”
-        Klien berkata “Saya nanti akan ngajak ngobrol teman sekamar biar saya gak denger suara lagi mbak”
O:
-        Klien terlihat antusias menyebutkan cara-cara mengontrol halusinasi
-        Klien terlihat antusias mempraktekkan cara menghardik
A:
-         Klien mampu menyebutkan cara-cara mengontrol halusinasi
-         Klien mampu mempraktekkan cara menghardik dengan benar
-         Klien masih mengalami halusinasi
-         Klien bersedia melakukan cara kedua : bercakap-cakap dnegan orang lain untuk mengontrol halusinasinya.
-         Klien dapat mengajak orang lain mengobrol untuk mengontrol halusinasinya
P:
1.     Perawat
Ulangi SP 1 dan 2 Pasien
Lanjutkan SP 3 Halusinasi : melakukan kegiatan terjadwal
2.    Pasien
-          Motivasi klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
-          Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
-          Klien mampu menerapkan  cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol halusinasi

Kamis, 24
November 2016
08.30 WIB
  1.
Mengevaluasi pengetahuan klien tentang cara-cara mengontrol halusinasi dan mempraktekkan cara menghardik, dan bercakap-cakap







Memberikan pengetahuan kepada klien cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-3 : melakukan aktivitas terjadwal
-      Mengevaluasi klien cara-cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain










-      Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi : Melakukan kegiatan terjadwal
S:
Klien berkata “ bisa mba. Pergi-pergi, kamu tidak nyata, kamu suara palsu. Gitu mba sambil tutup telinga
Klien berkata “Saya kemarin ngajak Tn. A untuk menemani saya mbak, jadi saya gak denger suara–suara teman saya”
O:
Klien tampak antusias menceritakan apa yang sudah dilakukannya

S:
Klien berkata “Kalau di rumah sakit berarti ya mulai dari pagi ya mbak. Shubuh, sebelum shubuh udah mandi, terus nyuci baju ya mbak, siap-siap nunggu sarapan terus habis sarapan olah raga, terus nanti ngobrol-ngobrol sama yang lain atau sama perawat ya mbak, Siang makan, setelah itu sholat dzuhur terus tidur siang mbak. Sore ya ngobrol-ngobrol sama yang lain sambil nunggu makan, terus tidur deh mbak”
O:
-        Klien tampak antusias
-        Klien dapat memutuskan kegiatan yang akan dilakukan dalam sehari
S:
-        Klien berkata “Kalau kegiatan di rumah saya ya bantu-bantu bersihin rumah mbak,kasih pakan ayam gitu mbak”
-        Klien berkata “Ya kalu di rumah sakit ya sperti ini mbak. Shubuh, mandinya tergantung mbak, kalau pas sebelum shubuh penuh ya mandinya habis shubuh, sarapan terus olah raga, nontn tv biasanya mbak, siang makan, sholat dzuhur terus tidur siang mbak. Sore ya ngobrol-ngobrol sama yang lain sambil nunggu makan, terus tidur deh mbak”
O:
-        Klien tampak antusias
-        Klien dapat memutuskan kegiatan yang akan dilakukan dalam sehari
A:
-        Klien mampu membuat jadwal kegiatan sehari-hari dengan mandiri
-        Klien mampu memutusakan jadwal kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari
-        Halusinasi tadi malam sudah tidak dialami
P :
o   Perawat
-          Lanjutkan SP 4 Halusiansi :
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-4 : minum obat secara teratur
2. Pasien
-          Motivasi klien untuk melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
-          Klien mampu mempraktekkan dan menerapkan cara-cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal

Jum’at, 25 November 2016
09.00 WIB
  1.
Mengevaluasi pengetahuan klien tentang cara-cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan terjadwal






Memberikan pengetahuan kepada klien cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-4: minum obat secara teratur
-      Mengevaluasi klien cara-cara mengontrol halusinasi dengan cara keempat : melakukan kegiatan terjadwal








-      Mengajarkan klien cara mengontrol halusinasi : Minum obat secara teratur
S:
-        Klien berkata “Kemarin saya melakukan kegiatan yang sudah saya buat sama mbak ning, tapi ngga semua. Tadi malam juga gak denger suara suara  lagi mbak”

O :
Klien antusias menceritakan apa yang dilakukan kemarin

S:
-        Klien berkata “Saya minum obat 2 kali sehari mbak, habis sarapan sama pas sore hari”
-        Klien berkata “Ya mbak saya akan minum obat secara teratur dan saya pastikan obatnya itu milik saya”
O :
-        Klien tampak antusias
-        Klien bersedia untuk minum obat secara teratur

S:
-        Klien berkata “Saya minum obat 2 kali sehari mbak, habis sarapan sama pas sore hari.”
-        Klien berkata “Ya mbak saya akan minum obat secara teratur”
O :
-         Klien tampak antusias
-         Klien bersedia untuk minum obat secara teratur
A:
-         Klien mampu menyebutkan berapa jenis obat yang diminum
-         Klien mampu menjelaskan pengaruh dari obat yang diminum
-         Tidak ada halusinasi yang dialami
P:
o   Perawat
-          Ulangi SP 1-4 Pasien untuk mengontrol halusinasi

2. Pasien
-          Klien mampu mengenal dan mengingat 4 cara engontrol halusinasi
-          Klien mampu mempraktekkan dan menerapkan cara-cara mengontrol halusinasi dengan teratur
-          Klien mampu mengontrol  halusinasi dengan menggunakan 4 cara yang telah diajarkan
-          Motivasi klien untuk mempraktekkan cara mengontrol halusinasi

Sabtu, 26 November 2016
09.30IB
2
Mampu mengetahui pennyebab perasaan marah









Klien mengreahui tanda dan gejala marah yang dirasakan





Klien mengetahui perilaku kekerasan yang dilakukan








Klien mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan





Klien mengetahui cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-1: relaksasi napas dalam untuk mengontrol marah.

Membantu mengidentifikasi penyebab perasaan marah










Membantu mengidentifikasi tanda dan gejala marah yang dirasakan






Membantu mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan








Membantu mengidentifikasi
akibat yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan






Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-1: relaksasi napas dalam untuk mengontrol marah
S:
 Klien berkata: “ya ngga tau mba pastinya kenapa. Pokoknya setelah denger suara bisikan-bisikan gitu saya jadi marah-marah. Saya pusing, masa ngga ada yang percaya saya kalau saya dengar suara itu.”
O: Klien sangat antusias saat bercerita

S:
Klien berkata: “kalau saya lagi marah ya saya ngomongnya kasar mba, ngomong dengan nada tinggi, gelisah, pusing, sakit kepalanya”
O: klien antusias

S:
Klien berkata: “kalau saya marah ya biasaya saya terika-teriak, kadang buang barang, pernah mukul orang juga. Tapi itu dulu mba. Sekarang pernah marah-marah, tapi jarang sampai buang barang-barang”
O: klien kooperatif

S:
Klien berkata: “ya karena saya marah-marah, orang-orang jadi pada takut, saya akhirnya dibawa ke sini. Nyesel saya mba, pingin pulang sebenarnya”
O: klien kooperatif

S:
Klien berkata: “iya mba kemarin sudah diajarin sama mba-mba nya. Saya sudah bisa mba”
O: klien mampu mempraktikan cara relaksasi napas dalam untuk mengontrol marah
S:
S:
 Klien berkata: “ya ngga tau mba pastinya kenapa. Pokoknya setelah denger suara bisikan-bisikan gitu saya jadi marah-marah. Saya pusing, masa ngga ada yang percaya saya kalau saya dengar suara itu.”
Klien berkata: “kalau saya lagi marah ya saya ngomongnya kasar mba, ngomong dengan nada tinggi, gelisah, pusing, sakit kepalanya”
Klien berkata: “kalau saya marah ya biasaya saya terika-teriak, kadang buang barang, pernah mukul orang juga. Tapi itu dulu mba”
Klien berkata: “iya mba kemarin sudah diajarin sama mba-mba nya. Saya sudah bisa mba”

O:
-          Klien kooperatif
-          Klien mampu mempraktikan teknik nafas dalam
A:
-          Klien kadang masih marah-marah
-          Klien masih mengalami resiko perilaku kekerasan
P:
o    Perawat
Ulangi SP 1 Pasien: relaksasi nafas dalam
Lajutkan SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2 : memukul bantal
o    Pasien
Motivasi klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam saat marah

Senin, 28 November 216
09.00 WIB

Mengevaluasi cara mngontrol marah klien dengan cara nafas dalam




Memberikan pengetahuan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara yang kedua: memukul bantal
Mengevaluasi cara klien mengontrol marah dengan cara pertama: nafas dalam





Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2 : memukul bantal
S:
Klien berkata:” begini kan mba, tenang, kemudian tarik nafas pelan. Biasanya saya sambil tutup mata mba
O: klien mampu mempraktikan cara nafas dalam

S:
klien berkata: “oh iya mba, jadi kalau marah ke kamar aja pukul bantal atau kasur kan mba?”
O: klien belum mau mempraktikan cara memukul bantal secara langsung.

S:
Klien berkata:” begini kan mba, tenang, kemudian tarik nafas pelan. Biasanya saya sambil tutup mata mba
klien berkata: “oh iya mba, jadi kalau marah ke kamar aja pukul bantal atau kasur kan mba?”

O:
-          Klien kooperatif
A:
-          Klien kadang masih marah-marah
-          Klien masih mengalami resiko perilaku kekerasan
P:
o    Perawat
Ulangi SP 1 Pasien: relaksasi nafas dalam
Ulangi SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2 : memukul bantal
Lanjutkan :
SP 3 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial atau verbal
SP 4 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
SP 5 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat

o    Pasien
Motivasi klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam saat marah
Motivasi klien untuk melakukan pukul bantal saat marah

Rabu, 30 November 2016
08.30 WIB
2
Mengevaluasi cara mngontrol marah klien dengan cara nafas dalam




Mengevaluasi cara mngontrol marah klien dengan cara pukul bantal




Memberikan pengetahuan cara  mengontrol perilaku kekerasan secara sosial atau verbal








Memberikan pengetahuan cara  mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

Memberikan pengetahuan cara  mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat

Mengevaluasi cara klien mengontrol marah klien dengan cara nafas dalam





Mengevaluasi cara klien mengontrol marah klien dengan cara pukul bantal





Mengajarkan SP 3 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial atau verbal









Mengajarkan  SP 4 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual



Mengajarkan  SP 5 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat


S:
Klien berkata: “nafas dalam  saya bisa mba, tiap pagi saya juga latihan walaupun lagi ngga marah”
O: klien mempraktikan bisa nafas dalam

S:
Klien berkata: “ yang kedua pukul bantal mba. gini mba saya mukulnya, sampai puas mukulnya, sampai marahnya ilang”
O: klien mempraktikan cara pukul bantal
S:
Klien berkata: “gimana mba tadi?”
Klien berkata: “Hari, minta tolong ambilin minum ya?”
Klien berkata: “ngga boleh ras dan kasar ngomongnya ya mba?”
O:
Klien kooperatif
Klien mampu memraktikan cara minta tolong yang baik

S:
klien berkata: “yang keempat spiritual. Dengan cara berdoa, berdzikir”
O: klien kooperatif

S:
Klien berkata: “saya rutin minum obat kok mba. setiap pagi dan sore selalu minum obat.”
Klien berkata: “iya mba besok kalau udah pulang, dirumah juga akan rutin minum obat biar ngga masuk RS lagi”
O: Klien kooperatif
S:
Klien berkata: “nafas dalam  saya bisa mba, tiap pagi saya juga latihan walaupun lagi ngga marah”
Klien berkata: “ yang kedua pukul bantal mba. gini mba saya mukulnya, sampai puas mukulnya, sampai marahnya ilang”
Klien berkata: “Hari, minta tolong ambilin minum ya?”
klien berkata: “yang keempat spiritual. Dengan cara berdoa, berdzikir”
Klien berkata: “iya mba besok kalau udah pulang, dirumah juga akan rutin minum obat biar ngga masuk RS lagi”

O:
-          Klien kooperatif
-          Klien mampu mempraktikan cara memukul bantal
-          Klien bersedia minum obat secara teratur
A:
-          Klien kadang masih marah-marah
-          Klien mampu menyebutkan 5 SP cara mengontol perilaku kekerasan
-          Klien masih mengalami resiko perilaku kekerasan
P:
o    Perawat
Ulangi SP 1-5 Pasien untu mengontrol perilaku kekerasan

o    Pasien
-          Pasien mampu mengenal dan mengingat 5 cara mengontrol perilaku kekerasan
-          Pasien mampu mrmpraktikan 5 cara mengontrol perilaku kekerasan
-          Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan 5 cara mengontrol perilaku kekerasan yang sudah diajarkan